Jumat, 27 September 2013

Menghadapi Permusuhan dengan Kaum Kafir Quraisy


               Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para sahabatnya berdakwah kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa. Melihat jumlah kaum muslimin semakin berkembang di Madinah, kaum kafir Quraisy menjadi semakin marah dan semakin menjadi-jadi dalam menekan umat Islam. Di Mekah, umat Islam diancam dan dikucilkan dalam setiap kegiatan. Di Madinah, kaum kafir Quraisy menggunakan sekutunya kaum Yahudi untuk menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. dengan menghasut para peziarah yang datang ke Mekah untuk membenci Rasulullah SAW.
            Salah seorang Yahudi yang tidak senang kepada Nabi Muhammad SAW. adalah Abdullah bin Ubay. Dia menjadi mata-mata dan selalu melaporkan kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum kafir Quraisy di Mekah. Kaum kafir Quraosy diam-diam menyusun kekuatan militernya untuk menghancurkan umat Islam. Kemudian, Nabi juga membentuk satuan tentara bertujuan untuk melindungi dan mempertahankan diri dri segala ancaman kekuatan kafir Qurisy dan sekutunya Yahudi, di Mekah ataupun di Madinah. Satuan tentara yang dibentuk Rasulullah SAW. semata-mata hanya untuk mempertahankan diri, bukan untuk menyerbu musuh.
            Sehubungan dengan itu, turunlah yang memperbolehkan umat Islam untuk mempertahankan diri dari kaum Quraisy dan sekutunya.
Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Hajj ayat 39 :
اُذِ نَ لِلْذِ يْنَ يُقَا تَلُوْ نَ بِاَ نّهُمْ ظُلِمُوْا وَ اِ نَّ اللّه عَلَى نَصْرِ هِمْ لَقَدِيْرٌ           
Artinya :
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar  Maha Kuasa menolong mereka itu.” (Q.S Al-Hajj : 39)
            Menurut ahli sejarah, Nabi Muhammad SAW. pernah mengikuti sebanyak 27 kali peperangan. Peperangan yang dilakukan beliau disebut gazwah, sedangkan peperangan yang tidak diikuti beliau karena untuk memimpinnya diwakili kepada sahabatnya disebut sarriyah, dan berjumlah 28 kali.
Diantara peperangan tersebut adalah :
1.      Perang Badar
Perang ini terjadi di dekat sumber mata air milik seseorang bernama Badar pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 H, bertepatan dengan 5 Januari 623 M. Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. sedangkan pihak kafir Quraisy berjumlah 1.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan korban tewas sebanyak 14 orang muslim dan 70 orang kafir termasuk Abu Jahal.


Dampak dari Perang Badar secara umum adalah :
a.      Menambah harum nama umat Islam dimata bangsa Arab, sehingga banyak diantara mereka yang dengan suka rela masuk Islam.
b.      Umat Islam merasa yakin dan percaya akan kebenaran agama Islam dan janji-janji Allah SWT. Kerena itu mereka selalu siap menghadapi serangan musuh demi membela kebenaran ajaran Islam.
c.       Kekalahan kafir Quraisy yang besar jumlahnya menyebabkan mereka semakin gentar dan khawatir apabila berhadapan dengan pasukan Islam.
2.      Perang Uhud
Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H, bertepatan bulan Januari 625 M di sebuah perbukitan bernama Uhud. Pasukan Islam pimpinan Nabi Muhammad SAW. pada awalnya berjumlah 1.000 orang, tetapi 300 orang membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay. Sedangkan kafir Quraisy berjumlah 3.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan dan Istrinya Hindun. Perang ini awalnya hamper dimenangkan oleh umat Islam, tetapi karena pasukan Islam mengabaikan perintah Rasulullah SAW. dan meninggalkan posisi untuk mengambil harta rampasan perang (ganimah), akhirnya pasukan Islam mengalami kekalahan. Bahkan, Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi) terbunuh dan isi tubuhnya terkoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari umat Islam berjumlah 70 orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23 orang.
3.      Perang Khandaq/Ahzab
Perang Khandaq ini disebut juga Perang Ahzab. Perang ini terjadi karena adanya serbuan kaum kafir Quraisy disebelah utara Madinahpada bulan Syawal 5 H atau Maret 627 M. Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000-an orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah 3.000-an orang dibawah pimpinan Nabi Muhammad SAW. dan Ali bin Abi Thalib. Atas usul dari salman A-Farisi (seorang Persia), pasukan Islam membuat parit mengelilingi perbatasan kota Madinah. Dengan adannya parit ini, pasukan kafir Quraisy mengalami kekalahan.
Selain tiga perang di atas, terjadi juga beberapa peperangan lainnya, yaitu : Perang Khaibar, Perang Mut’ah, dan Perang Tabuk.
Disamping peperangan, Nabi dan para sahabatnya juga melakukan langkah-langkahlain dalam menghadapi serangan kaum kafir, yaitu :
1.      Perjanjian Hudaibiyah
Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkhaidah tahun 6 H atau April 628 M di daerah Hudaibiyah. Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan kaum Muhajirin untuk beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekah yang selama 6 tahun mereka hijrah tak bertemu. Akan tetapi, keinginan itu dihalangi oleh kaum kafir Quraisy. Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin untuk pergi ke Mekah. Sesampainya di Hudaibiyah, Nabi dan para pengikutnnya dicegat oleh kaum Quraisy.
Rasulullah SAW. mengalihkan perjalanan melalui desa Hudaibyah dan beristirahat disana. Datanglah utusan pertama dari Quraisy bernama Badil yang menanyai maksud kedatangan Rasulullah SAW. ke Mekah. Rasul memberikan jawaban untuk disampaikan kepada tokoh-tokoh Quraisy bahwa tujuannya untuk umrah. Lalu datang utusan kedua dengan maksud yang sama, bernama Harits bin Al-Qamah diajawab oleh Rasulullah SAW. dengan jawaban yang sama. Lalu datang lagi utusan ketiga bernama Urwah bin Mas’ud. Kemudian Rasulullah SAW. mengutus Utsman bin Affan menemui tokoh-tokoh Quraisy hingga terdengar kabar burung bahwa Utsman bin Affan wafat, para sahabat dari Muhajirin dan Ansar segera mengambil baiat dihadapan Rasulullah SAW. akan menjaga keselamatan Rasulullah dan ajarannya. Baiat tersebut dikenal dengan Baiat Ridwan.
Dari sinilah kemudian lahirlah Perjanjian Hudaibiyah, yang isinya :
a.      Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh salaing serang selama 10 tahun.
b.      Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
c.       Kaum Muslimin wajib mengembalikan orang Mekah yang menjadi pengikut Nabi di Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
d.      Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau kaum kafir Quraisy.
2.      Fathul Mekah
Fathul Mekah artinya pembebasan kota Mekah yang terjadi bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M. Sebab utama terjadinya Fathul Mekah adalah kaum kafir Quraisy melanggar Perjanjian Hudaibiyah dan menyerang kaum Muslimin yang ada di Mekah. Maka, pada tanggal 10 Ramadhan, Rasulullah berangakat bersama  ± 10.000 pasukan menuju Mekah. Pembebasan kota Mekah yang dilakukan Nabi SAW. dan pengikutnya itu tanpa ada pertumpahan darah dan peperangan. Karena itulah, penduduk kota Mekah pun banyak yang masuk Islam termasuk pemimpin kafir Quraisy Abu Sufyan. Kaum Muslimin memasuki Mekah tanpa terjadi peperangan, dimana kaum kafir Quraisy menyerah dan tidak melakukan perlawanan. Abbas mengajak Abu Sufyan untuk menyerah kepada Nabi Muhammad SAW. dan menyatakan keislamannya.
Lalu Rasulullah SAW. menuju Ka’bah untuk membersihkan / memusnahkan berhala yang ada didalam Ka’bah dan disekitarnya. Selain itu, melakukan tawaf dan shalat dua rakaat di dalam Ka’bah. Pada waktu pembersihan tersebut, turunlah wahyu surah Al-Isra’ ayat 81 :
                              وَ قُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَ هَقَّ الْبَاطِلُوْ اِنَّ الْبَا طِلَ كَانَ زَهُوْقًا    
Artinya:

“Dan katakanlah : ‘kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap’. Sungguh yang batil itu pasti lenyap”. (Q.S Al-Isra’ ayat : 81)

Conversation About The Vocation

Ima    : Assalamu’alaikum ?
Ulfah : Waalaikum salam. Hey how are you ?
Ima    : I’m say a sound peh, how about you ?
Ulfah : I’m fine thanks. By the way next week we have a holiday ?
Ima    : Oh yeah, Where you have vacation plans ?
Ulfah : how about we vacation to the beach ?
Ima    : Oh No,that is not foreign.
Ulfah : Where are you going then ?
Ima    : How about we go for a hike ?
Ulfah : Really ?
Ima    : Yeah.. Why not ?
Ulfah : But we may not get there just go together, are we right woman !
Ima    : Hmm.. How about we go to the peak ?
Ulfah : Good idea, we'll be able to stay at my grandmother's villa.
Ima    : Okay .. but would not it be a hassle ?
Ulfah : Oh no, more about my grandmother had asked me to go out there.
Ima    : Well, when we go there ?
Ulfah : How about the second day of a holiday.
Ima    : All right ! I will soon ask permission from my parents.
Ulfah : Okay.. I hope you are permitted
Ima    : Yeah.. and I hope our holiday  will be delight !
Ulfah : Sip.. see you next time.
Ima    : See you too..